rengekan kami, kami sebut doa kepada-Mu
bangunan kami, kami sebut rumah-Mu
tulisan kami, kami sebut wahyu-Mu
bahkan
tindakan kami, kami anggap itu perintah-Mu
di pengadilan nanti aku hanya membayangkan Engkau tersenyum
menyapaku hangat dan menaruh tubuhku di pangkuan-Mu
engkau berbisik lirih, "Adakah engkau mengerti keinginan-Ku?"
aku membalas, "yang aku tahu, ketika lahir keinginan-Mu adalah apa yang orang-orang bicarakan kepadaku"
0 komentar:
Posting Komentar